Jumat, 11 November 2011

aku terpakasa menikahinya

Semoga peristiwa di bawah ini membuat kita belajar bersyukur untuk apa yang kita miliki


Aku membencinya, itulah yang selalu kubisikkan dalam hatiku hampir sepanjang kebersamaan kami. Meskipun menikahinya, aku tak pernah benar-benar menyerahkan hatiku padanya. Menikah karena paksaan orangtua, membuatku membenci suamiku sendiri.

Walaupun menikah terpaksa, aku tak pernah menunjukkan sikap benciku. Meskipun membencinya, setiap hari aku melayaninya sebagaimana tugas istri. Aku terpaksa melakukan semuanya karena aku tak punya pegangan lain. Beberapa kali muncul keinginan meninggalkannya tapi aku tak punya kemampuan finansial dan dukungan siapapun. Kedua orangtuaku sangat menyayangi suamiku karena menurut mereka, suamiku adalah sosok suami sempurna untuk putri satu-satunya mereka.

Rabu, 26 Oktober 2011

Sudahkah kita menjadi orang yang ber "Ilmu".......?






Terkadang atau sering dalam hidup, kita berusaha memaafkan tindakan kita atau kata lainnya melegalisasikan perbuatan kita. Maksudnya, kita mengatakan perbuatan kita benar dengan dalih yang berusaha kita cari kebenarannya. Sebagai contoh, ketika kita menunda melaksanakan sholat ketika adzan berkumandang, maka kita berdalih “Saya harus menyelesaikan tugas, bukankah kerja juga ibadah....?” atau  “Saya harus mengasuh anak dulu, bukankah ini juga ibadah?” dan lain sebagainya sehingga begitu pintarnya kita mendapatkan alasan yang seolah alasan kitalah yang paling benar. Atau cerita lain seperti seorang pencopet atau pelacur yang melegalkan usahanya demi untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan keluarganya dengan alasan mencari nafkah merupakan ibadah...!?

Akhir-akhir ini saya banyak menemui fenomena, yang membuat saya berasumsi bahwa kadang seseorang tidak faham ilmu yang sedang dipelajarinya. Untuk apa ilmu itu digunakan? Akan bagaimana bila mengamalkan ilmu itu? Fenomena klasik, tapi tetap membuat saya tidak habis fikir.

Jumat, 21 Oktober 2011

-hikmah di balik sederetan peristiwa-


Dalam seminggu, bahkan sehari, pernahkah kita mengalami sederetan peristiwa yang sama? lau? apa yang terpikir dalam benak kita? Pernahkah kita berfikir sesuatu? Mungkin tudak, mungkin sudah terlupakah, tapi tidak bagiku, beberapa hari ini aku mengalami hal itu, JATUH!! entah jatuh dg sendirinya atau pun jatuh karena ditabrak dan ini lah yg paling para kejadiannya hingga membuatku menenestan air mata, bukan, bukan karena sakit di badan tapi menangisi sikap oarang2 indonesia terutama solo yang katanya penduduknya paling ramah, solider dan paling santun! dan ternyata tidak untukku!

Selasa, 04 Oktober 2011

Superqurban Untuk Warga Waingapu


WAINGAPU. Sebanyak 500 kaleng kornet Superqurban dibagikan kepada warga kota Waingapu oleh Tim Ekspedisi Siaga Pangan dan Gizi Rumah Zakat, Minggu (2/10). Waingapu adalah kota paling besar di pulau Sumba. Penduduknya mayoritas non muslim, dan muslim ada diurutan ke 3 dari sisi populasi penduduk. Disamping itu penganut Merapu masih banyak diyakini penduduk asli. Merapu juga menjadi agama kerajaan-kerajaan yang ada di Sumba.

Rabu, 28 September 2011

~Kemudahan Berqurban~



“ Katakanlah : sesungguhnya shalatku kurbanku hidup dan matiku adl untuk Allah Rabb semesta alam tidak ada sekutu bagi-Nya" (Al-An’am : 162)