Senin, 05 Maret 2012

Sepenggal Permintaan Sederhana Seorang Ibu

Ibu adalah manusia yang paling spesial dalam hidup kita. Pengorbanannya, cintanya, kasih sayangnya dan ketulusannya. Semuanya spesial. Dan rasanya, tak ada satupun paham paham di dunia ini yang tak mengakui itu. Karena ia spesial, maka kita selalu dituntut untuk memelihara hubungan baik dengannya; berbakti, menjaga perasaan, mendo'akan, membahagiakan dan meluluskan keinginan-keinginannya. Tapi karena kita dan ibu telah ditakdirkan lahir dua zaman yang berbeda, maka seringkali ada hal-hal yang melahirkan ketidaksepahaman pada keadaan-keadaan tertentu.
Karena kita dan orang tua ditakdirkan lahir di generasi yang berbeda, menghuni zaman yang tak serupa, mengalami perubahan-perubahan budaya yang tak sama, terkadang memunculkan perbedaan-perbedaan yang membuat komunikasi orang tua dengan anak tak sepaham, kejedak yang tak seiring, dan pikiran yang tak sejalan.

Ibu yang memiliki pandangan lebih dalam tentang hidup dan perasaan, kadang tidak bisa dipahami oleh kita sebagai anaknya. Keinginan-keinginannya yang sederhana seringkali melahirkan praduga-praduga yang tak berdasar. Dan akhirnya menyimpan kecewa di hatinya. Terkadang kita jumpai beberapa sikap cintanya yang mendalam terhadap diri kita, seperti:

Sekadar Ingin Menunjukkan Cinta, Kasih Sayang dan Perhatian
Ibu adalah gudang cinta dan kasih sayang untuk anak-anaknya. Cintanya tak pernah berkurang. Kasih sayangnya tak pernah menipis. Cinta kasihnya tak pernah luntur meskipun kita telah jauh dari sisinya. Cinta kasihnya tak pernah menyusut meski kita kadang tak pandai menyambutnya. Dia selalu memberikannya kepada kita kapan saja, dengan cara apa saja. Tak ada bedanya, antara cintanya ketika kita masih kanak-kanak dan ketika kita sudah dewasa, atau ketika kita sudah merasa mampu untuk melakukan segalanya sendiri.
Bagi Ibu, anak adalah tempat mencurahkan cinta dan kasih sayang. Walau kadang kita tak memahami sebagian cara Ibu dalam mencintai kita, sehingga melahirkan praduga yang salah dan tuduhan yang bisa melukai hatinya.

Sekadar Ingin Membuat Kita Senang
Barangkali, tidak ada orang yang paling tahu kesukaan kita selain Ibu. Dari kecil kita diasuh, hingga dewasa kita diasah, Ibu sangat mengerti kita, mengerti kesenangan kita dan hal-hal yang membuat kita senang. Dan salah satu keunikan seorang Ibu, ia tetap selalu ingin menghadirkan kesenangan-kesenangan itu untuk kita, meski kita yang sudah dewasa merasa sudah tidak di masa itu lagi, atau merasa sudah mampu menghadirkannya sendiri. Sebab bagi seorang Ibu, memberi kesenangan kepada anaknya adalah kesenangan tersendiri bagi dirinya. Betapa mulianya ia, yang tak pernah bosan dan lupa dengan kesenangan-kesenangan masa lalu kita, sejak kita masih kanak-kanak.

Sekadar Ingin Melepas Rindu dan Mengobati Rasa Sepi
Tidak jarang, karena desakan keadaan, atau untuk sebuah keperluan, kita harus berpisah sementara dengan kedua orang tua. Meninggalkan Ibu untuk waktu yang cukup lama. Jauh dari kehidupannya untuk beberapa waktu. Dan perpisahan itu, tentu saja akan melahirkan kerinduan. Terlebih dari seorang Ibu yang terpaut jarak dengan anak belahan jiwanya; hari-harinya akan menjadi penantian panjang dan rasa sepi yang sulit terobati.
Tapi sebagai anak, seringkali kita tidak memahami ini. Bahwa ketika kita jauh dari Ibu, terutama saat ia telah lanjut usia atau ketika sedang bermasalah dengan kesehatannya, selalu memendam rindu yang sangat kuat untuk berjumpa atau untuk disapa. Maka ketika ia selalu meminta kita menelponnya, atau mengiriminya surat, atau bahkan selalu mengunjunginya, janganlah pernah beranggapan bahwa ia sedang bermanja atau ingin merusak jadawal kerja kita. Tapi pahamilah bahwa dia hanya sekadar ingin mendengar suara kita, atau sekadar ingin menatap wajah kita, agar rasa rindu dan rasa sepi yang menderanya bisa terobati.

Sekadar Ingin Membalas Kebaikan Orang Lain Kepada Kita
Ketika kita jauh dari sisinya, Ibu selalu menyimpan kekhawatiran yang besar terhadap keadaan kita. Meskipun kita sudah dewasa dan mampu mengatasi persoalan sendiri, tapi Ibu masih saja merasa tidak tenang dengan kesendirian kita. Karena itulah, Ibu selalu senang jika ada orang yang menolong kita. Bahkan Ibu selalu ingin mengapresiasi kebaikan siapa saja yang dianggapnya telah memudahkan urusan hidup dan keperluan anaknya.

Sekadar Ingin Mendapatkan Perhatian
Katika Ibu telah memasuki usia tuanya, dan mendapati anak-anaknya sudah dewasa, tak ada lagi harapan besarnya kecuali bisa hidup bersama mereka dan juga cucu-cucunya, serta mendapat penerimaan dari mereka. Tiada kebahagiaan besar yang ia rasakan itu, selain mendapatkan perhatian dan cinta kasih dari mereka.
Keinginan seperti ini, seringkali muncul akibat rasa sepi yang semakin hari semakin dia rasakan. Atau karena fisik yang semakin lemah untuk sekadar mengurus dirinya sendiri. Tapi memaksakan anak-anak untuk ikut bersamanya pasti juga bukan pilihan yang tepat. Apalagi ketika mereka sudah berkeluarga dan memiliki anak-anak, tentu mereka juga punya tanggung jawab untuk mengurusi keluarga dan tinggal bersama keluarga mereka masing-masih.
Tapi kesibukan kita mengurusi keluarga dan anak-anak, tentu tidak boleh melupakan kita untuk memberikan perhatian kepada Ibu. Sekecil apapun perhatian itu. Sebab seorang Ibu, meskipun telah merelakan anaknya untuk hidup dengan keluarga barunya, tentu ia tidak ingin anaknya benar-benar tercerabut dari kehidupannya. Maka perhatian kita kepadanya, bagi seorang Ibu adalah sebuah pembuktian bahwa ia masih merasa memiliki kita. Kita masih dekat dengannya.
Semoga kita dapat membahagiakan orang tua kita, dengan memahami dan memenuhi keinginan-keinginannya yang sederhana. Karena pada hakikatnya apapun yang kita berikan, tidak akan pernah sepadan dengan kasih sayang yang mereka curahkan untuk kita.(www.suaramedia.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar