Sabtu, 05 Mei 2012

Ketika “HATI” bertanya…

ooo… burungpun bernyanyi
melepas sgala rindu
yang terendam malu
di balik qolbu
ooo…anginpun menari
mencari arti
adakah ini fitrah
ataukah hiasan nafsu
didalam ssunyi ia selalu hadir
didalam sendiri ia selalu menyindir
kadang meronta bersama air mata
seolah tak kuasa menahan duka
biarlah semua mengalir
berikanlah kepada ikhtiar dan sabar
untuk mengejar…
sabarlah menunggu
janji ALLAh kan pasti
hadir tuk mdatang
menjemput hatimusabarlah menanti
usahlah ragu
kekasihkan datang sesuai
dengan iman di hatibila di dunia ia tiada
moga di syrga ia telah menanti
bila di dunia ia tiada
moga di syurga ia telah menunggu




Melantun sayup-sayup merdu munsyid maydany, membuat hati ini bertanya, bertanya pada diri tak tak kunjung tentram. Mendengar lantunan munsyid maydany mengingatkan akan kegundahan “HATI”. Tak heran, banyak sekali kegalauan-kegalauan yang muncul dihati saudariku yang disini maupun yang disana. Jika memang yang dinantikan tak kunjung dating? SIAPA? Itulah pertanyaan yang tak perlu dijawab, sudah terlihat denan jelas, sejelas nasyid maydany.
Ketika “HATI” bertanya, kenapa saya member judul itu? Karena terkadang diri ini terlalu terlena dengan kegundahan-kegundahan yang tak perlu, ya karena “HATI” ini pula lah kita seperti itu. Tapi terkadang diri inilah yang salah, tanpa kita sadari ketika “HATI” bertanya dengan pertanyaan yang datar nan lembut tentang kedamaian yang ia impikan, diri ini menanggapi dengan penuh ambisius dan ketergesaan yang tiada arti yang akhirnya akan menimbulkan kegundahan yang tak berarti sama sekali.
Walaupun begitu, itulah fitrahnya kita, apabila yang dinanti tak jua dating, sedangkan terkadang “HATI” jselalu menjahili kita dengan sesekali bertanya, walaupun lembut dan halus jika kita tak siap, maka yang hadir adalah kegundahan dan galau yang berkepanjangan. Duhai “HATI” aku mohon kepadamu, bekerjasamalah denganku, jangan engkau mengusiliku dengan pertanyaan itu. Suatu saat tanpa kau tanyakan pun dia akan dating dan menjemput kita. Itu adalah suatu kepastian, bahkan dalam waktu yang singkat tanpa kita duga dan kira. Hingga aku dan kamu akan tersenyum bahagia menyambutnya, dengan keimanan dan ketaqwaan, maka dari itu ayo bersama-sama saling menjaga dam memahami, serta mendekatkan diri pada-NYA.
Bolehlah sesekali engkau mengusik diri, tapi jangan terlalu sering, boleh lah sesekali engkau mengingatkan, tapi disaat yang tepat. Aku mengerti, kita merindukannya, tapi bersabarlah, saatnya akan segera tiba. Dan jangan lah kita lupa, sambut semuanya dengan iman,taqwa, senyum.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar